Final Liga Champions 2025 mempertemukan Paris Saint-Germain (PSG) dengan Inter Milan dalam laga penuh tensi tinggi di Stadion Allianz Arena, Munich, Sabtu malam waktu setempat. Salah satu momen paling emosional terjadi ketika Achraf Hakimi, bek kanan PSG, mencetak gol penentu kemenangan ke gawang klub lamanya, Inter Milan.
Hakimi, yang pernah memperkuat Inter Milan pada musim 2020–2021 dan turut membawa Nerazzurri menjuarai Serie A, menunjukkan performa gemilang sepanjang pertandingan. Pada menit ke-78, ia memanfaatkan celah di sisi kanan pertahanan Inter untuk mencetak gol spektakuler, yang mengubah skor menjadi 2-1 untuk PSG. Gol tersebut akhirnya menjadi penentu kemenangan dan membawa Les Parisiens meraih gelar Liga Champions pertama mereka dalam sejarah klub.
Namun, perayaan gol Hakimi tak berlangsung meriah. Sang pemain memilih untuk tidak melakukan selebrasi dan segera menundukkan kepala. Usai pertandingan, dalam sesi wawancara dengan media, Hakimi menyampaikan permintaan maaf kepada Inter Milan dan para pendukungnya.
“Saya sangat menghormati Inter. Mereka adalah klub yang memberi saya kesempatan besar dalam karier saya dan saya tidak akan pernah melupakan musim yang luar biasa di sana. Gol ini penting untuk tim saya saat ini, tetapi saya ingin minta maaf kepada fans Inter karena menyakiti mereka,” ujar Hakimi dengan mata berkaca-kaca.
Pernyataan Hakimi tersebut mendapat sambutan beragam dari para penggemar. Di media sosial, banyak fans Inter yang memaklumi tindakan sang pemain dan bahkan memuji sikap profesionalisme serta rasa hormatnya. Tak sedikit pula yang menyebut bahwa Hakimi masih “memiliki hati Nerazzurri.”
Pelatih PSG, Luis Enrique, dalam konferensi pers pascalaga turut memberi pujian atas sikap dewasa Hakimi.
“Hakimi adalah pemain luar biasa, tidak hanya dari kemampuan teknisnya, tetapi juga secara emosional. Ia tahu bagaimana menghargai masa lalunya. Kami bangga memiliki dia,” kata Enrique.
Di sisi lain, laga ini juga menandai momen sulit bagi Inter Milan yang tampil cukup solid di awal laga. Mereka sempat unggul lebih dulu lewat gol Lautaro Martínez pada menit ke-23, namun harus tunduk setelah PSG menyamakan kedudukan lewat Kylian Mbappé di babak kedua, sebelum akhirnya Hakimi mencetak gol kemenangan.
Dengan kemenangan ini, PSG menutup musim 2024/2025 dengan catatan manis. Klub yang selama ini sering dikritik karena gagal bersinar di panggung Eropa akhirnya berhasil mewujudkan ambisi besar mereka.
Sementara itu, bagi Hakimi, malam final ini menjadi malam yang manis sekaligus pahit. Manis karena berhasil mengantar klubnya juara, namun pahit karena harus mencetak gol ke gawang tim yang ia cintai di masa lalu.
Penutup:
Final Liga Champions 2025 akan dikenang bukan hanya karena trofi pertama PSG, tetapi juga karena momen emosional seorang pemain yang menunjukkan bahwa dalam dunia sepak bola, loyalitas dan rasa hormat tidak pernah lekang oleh waktu.